Jumat, 10 Oktober 2014

Blended (2014)



Directed by Frank Coraci
Written by Ivan Menchell & Clare Sera

Cast: Adam Sandler, Drew Barrymore

IMDb: 6.5/10
Rotten Tomatoes: 13%
Personal Rating: 5.5/10


Jim (Adam Sandler) seorang duda dengan 3 anak perempuannya melakukan blind date dengan Lauren (Drew Barrymore) yang mana seorang janda dengan 2 anak laki-lakinya. Sayang, kencan buta tersebut tidak berjalan dengan baik, tetapi mereka tak sengaja dipertemukan kembali beberapa kali (klise) hingga akhirnya mereka  sama2 berlibur ke Afrika.


     Ya, Sandler and Barrymore is back! Film ini memang bukan ditunjukkan untuk orang-orang seperti saya. Saya tidak merasakan emosi yang mendalam dari Blended, sedangkan menurut saya, rom-com yang bagus itu adalah rom-com yang berhasil membuat kita tertawa, tersenyum dengan sendirinya dan tentunya ada momen-momen yang menyentuh hati. Sayangnya, Blended tidak mempunyai hal-hal tersebut, dan yang saya dapatkannya hanyalah, bo-ring semata.


     Untuk masalah akting mungkin masih bisa diatasi, chemistry yang dibangun dari semua karakter dapat menyatu dengan baik. Pendalaman karakternya memang cukup, semuanya mendapat porsi yang bisa dibilang pas. momen-momen konyolnya memang ada dan seharusnya bisa lebih lucu, tetapi Frank Coraci mungkin tidak ingin membawanya ke level yang lebih kasar, mengingat banyaknya anak kecil yang terkait dalam film.

...... i'm sorry but Blended isn't good.

What If (2013/I)

Extra Large Movie Poster Image for What If


Directed by Michael Dowse
Written by Elan Mastai

Casts: Daniel Radcliffe, Zoe Kazan, Megan Park, Adam Driver, Mackenzie Davis & Rafe Spall

IMDb: 7.0/10
RottenTomatoes: 69%
Personal Rating: 7,7/10




     Wallace (Daniel Radcliffe) baru saja putus dari pacarnya. Ia bertemu dengan Chantry (Zoe Kazan) yang telah menjalin hubungan dengan kekasihnya Ben (Rafe Spall). Mereka kemudian terjebak dalam sebuah "persahabatan" atau yang biasa anak jaman sekarang bilang friend zone. Saling menyukai, saling mencintai dan saling peduli tapi tidak bisa lebih dari sekedar sa-ha-bat. Mereka pun mencoba menjalankan kehidupan seperti biasanya, tetapi jika sudah cinta ya mau dikatakan apa lagi.



     Yep, Dari ceritanya mungkin bukan suatu hal baru, tetapi jika dilihat dari pemilihan cast mungkin membuat orang penasaran ingin melihat Daniel "Potter" Radcliffe bertemu dengan Zoe kazan serta Adam Driver. Mereka semua memang bermain cukup bagus, chemistry Kazan dan Radcliffe terbangun dengan sangat baik. kekikuk-an dan segala macam momen yang mereka lalui dapat meyakinkan kita bahwa mereka memang menyimpan perasaan satu sama lain. 


    Sejujurnya saya sendiri sudah muak dengan rom-com narrative yang selalu klise, untungnya Elan Mastai berhasil membuat naskah yang segar dan menarik meskipun tidak terlalu memorable tetapi masih dapat dimaklumi. Ya, setidaknya Radcliffe secara perlahan dapat meninggalkan karakter Potter meskipun performanya di sini masih bisa dibilang biasa-biasa saja. Nothing new, nothing special, but chemistry between Radcliffe and Kazan was great!

Rabu, 07 Mei 2014

Anchorman 2: The Legend Continues (2013)

Anchorman 2 Movie Poster     
Director : Adam McKay
Writter   : Will Ferrell & Adam McKay
Cast      : Will Ferrell, Paul Rudd, Steve Carell, David Koechner, Christina Applegate, Kristen Wigg.

     Baru saja tahun 2013 kemarin saya menonton ‘Anchorman: The Legend of Burgundy’ yang menurut saya cukup bagus dan sangat menarik karena saya dapat menikmati film komedi dengan mengangkat tema cerita tentang penyiar berita pada tahun 70'an. Ternyata di tahun 2013 kemarin pula sekuelnya ‘Anchorman 2: The Legend Continues’ akan rilis. Ragu? ya, penasaran? sudah pasti, mengingat ada Steve Carrell dan Paul Rudd (my favorite comedy actor) yang akan kembali ngehe' dalam membawakan berita.

      

     Menceritakan kembali tentang Ron Burgundy (Will Ferrell) yang sudah menikah dengan rival di film sebelumnya, Veronica Corningstone (Christina Applegate). Konflik terjadi saat Veronica mendapatkan promosi jabatan yang menjanjikan dan Ron malah dipecat karna kualitas kerjanya yang semakin buruk. Konflik rumah tangga pun bergejolak dan Veronica pergi dari kehidupan Ron beserta anaknya. Dalam kegalauan Ron, ada seseorang pria yang mengajaknya menjadi pembawa acara berita di stasiun tv baru bernama GNN. Ron yang menginginkan karirnya mencapai puncak lagi pun memanggil team beritanya yang sekaligus sahabatnya Brick Tamland (Steve Carell), Brian Fantana (Paul Rudd) dan Champ Kind (David Koechner).


     9 tahun sebelum film pertama dibuat ternyata tidak membuat film ini menjadi begitu matang seperti yang diharapkan. Naskahnya terlalu dipaksakan untuk membuat suasana menjadi lucu. Dialognya yang bawel rasanya terbuang sia-sia. Beruntung sekali ada Steve Carell yang menurut saya berhasil menyelamatkan sequence-sequence yang mulai terasa menjemukan. Dan, beruntungnya bagian Brick dalam sekuel ini jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan film pertama. Ditambah, Brick mempunyai love interest yang mana setiap adegan tersebut berhasil membuat saya tertawa terbahak-bahak dan mulai merengut kembali ketika Brick menghilang dalam layar. 


     Dari awal, film ini memang sudah berhasil membuat saya merengut dan merasa bosan. Banyaknya peristiwa-peristiwa yang klise rasanya membuat saya ingin cepat-cepat menyelesaikan film yang durasinya terlalu panjang untuk sebuah sequel film comedy. Untungnya saat menuju tengah film, saya mulai merasa nyaman dengan film ini. Sayang, kenyamanan itu tidak dapat bertahan lama karna plot-plot yang benar-benar membuat kecewa. Adam McKay & Will Ferrel mungkin terlalu bersemangat ingin membuat sebuah sekuel dengan banyak bumbu di dalamnya seperti hubungan ayah dengan anak, persahabatan, percintaan dan tentu saja pembelajaran hidup. Menarik sebenarnya. Sayang, McKay & Ferrell tidak bisa membungkus banyak hal tersebut dengan rapi dan padat. Kecewa.



     Sebenarnya, Anchorman2 ini tidak begitu buruk. Hanya perlu kesabaran saja untuk menuju akhir. Karena di bagian akhir saat semua penyiar berita dari berbagai macam televisi bertemu untuk mengadakan semacam ‘war’ dimana adegan itulah klimaksnya yang berhasil membuat saya tersenyum dan ternganga lebar. Begitu banyak cameo-cameo yang diperankan actor dan aktris terkenal yang tentunya begitu mengejutkan dan pastinya membuat terbahak-bahak. So, Brick dan adegan ‘war’ antar stasiun tv yg baru saja disebutkan memaafkan saya atas kekecewaan saya di hampir seluruh film. Btw, adegan slo-mo ketika kecelakaan mobil itu benar-benar gila! Berhasil membuat saya tertawa lebar sambil menahan sakit perut!! 

Stranger by The Lake / L'inconny du lac (2013)



Written & Directed : Alain Guiraudie
Cast : Pierre Deladonchamps, Christophe Paou, Patrick d'Assumçao, Jérôme Chappatte.


     Posternya yang  sangat menarik dengan warna-warna yang berani sudah jelas membuat saya ingin mengetahui lebih jauh tentang Stranger by The Lake yang bisa dibilang sempat menjadi bahan pembicaraan yang ramai diperbincangkan. Lagi-lagi, kebiasaan saya ketika ingin menonton sebuah film, saya tidak pernah mencari tau review/resensi ataupun trailernya. Cukup melihat poster dan genre-nya saja rasanya sudah sangat cukup buat saya.


     Bersetting saat musim panas di danau Sainte-Croix, danau tempat berkumpulnya pria-pria gay (like a gay bar) ada seorang pria bernama Frank (Pierre Deladonchamps) yang selalu menyempatkan dirinya untuk datang ke danau tersebut untuk menghilangkan penat (berenang, berjemur atau berhubungan seks di dalam hutan). Di danau tersebut ia berkenalan dengan Henri (Patric d'Asumcao) seorang pria Straight yang baru saja pisah ranjang dan datang ke danau tersebut hanya untuk melepas penat. Frank dan Henri sering bertemu hanya untuk berbincang-bincang sementara. Frank pun menaruh perhatian pada seorang pria bernama Michel (Christophe Paou) yang begitu seksi, namun sudah memiliki pasangan atau lebih tepatnya 'partner' di danau tersebut. Hingga suatu hari saat sudah agak malam dan danau sudah sepi, tanpa sengaja Frank melihat Michel sedang menenggelamkan 'partner'nya di tengah danau. Dari situlah semuanya menjadi lebih rumit, apalagi ketika hubungan Frank menjadi lebih dekat dengan Michel, dan seorang detektif swasta (Jérôme Chappattes) sering datang ke danau tersebut untuk melacak.


    Menurut saya, ‘Stranger by The Lake’ adalah sebuah film dengan langkah yang sangat berani. Pengemasannya begitu menarik. Pemilihan untuk tidak ada sedikitpun music dalam film membuat film ini terasa lebih mendalam, sunyi dan begitu thrilling.  Sinematografinya yang cantik dapat memvisualisasikan kejahatan yang ditutupi dengan keindahan. Beberapa long-take yang memberikan kesan natural pada sebuah scene begitu berhasil buat saya dan penempatannya pun tepat, sehingga tidak terlalu membosankan, mengingat tempo film ini lumayan lambat. Sang sutradara Alain Guiraudie, berhasil membuat naskah yang cerdas, menarik dan berhasil membuat sebuah drama-thriller ini menjadi begitu mencekam, penuh cinta dan terkadang lucu dan menyebalkan.


     Dari artikel yang saya baca, tadinya Alain ingin menggunakan aktor-aktor film porno dalam film ini, tetapi ia tidak begitu suka dengan ekspresinya yang terasa berlebihan. Oleh karena itu, saya berterimakasih kepada dua actor yang sangat professional, Pierre Deladonchamps dan Christophe Paou yang berhasil memerankan karakternya dengan sangat baik dan begitu natural meskipun dalam keadaan tanpa busana sama sekali. Ya, sekitar 85% dalam film ini kalian akan melihat pria bugil dimana-mana. Tetapi itu tidak menjadi masalah, secara tidak sadar ketika saya menontonnya, saya malah begitu terpana dengan naskah dan teknisnya yang sangat menarik tanpa harus salah focus kemana-mana. hehe



          Sebuah karya dari Alain Guraudie yang begitu bagus dan menarik! Naskah yang cerdas, visual yang cantik, sexy, professional actor, interesting story, and this is French!!! Very recommended!

Jumat, 04 April 2014

Philomena (2013)


Director          : Stephen Frears
Scriptwriter     : Steve Coogan & Jeff Pope
Cast               : Judi Dench, Steve Coogan

     Saya akui semua kandidat peraih Best Motion Picture of The Year di Oscar ke 86 kemarin memang bagus-bagus dan mudah dinikmati siapa saja. Kalaupun mengambil tema yang berat, pastinya akan digarap seringan mungkin. Philomena yang kali ini akan saya bahas. Film sederhana yang menjadi underdogs saat Oscar kemarin bersama kerabatnya Nebraska.


     Martin Sixsmith (Steve Coogan) mengalami masa krisis dalam hidupnya pasca dirinya dipecat. Martin mencoba keuntungannya dengan menulis buku sejarah Rusia. Sayangnya, proses pembuatan buku tersebut banyak mengalami hambatan. Hingga akhirnya Martin menerima tawaran seorang pegawai bar untuk membuat buku dengan tema ‘human interest’ tentang Philomena Lee (Judi Dench). Pada tahun 50-an Philomena muda melahirkan seorang anak bernama Anthony di biara. Anthony yang masih berumur 3 tahun diadopsi secara diam-diam. Hal itu tidak pernah dilupakan Philomena. Dalam proses penulisan buku tentangnya, ia mengajak Martin untuk mencari anaknya dan dari sinilah semuanya di mulai.


     What a movie! Film yang diadaptasi dari kisah nyata yang dibukukan ini benar-benar menggetarkan hati sekali. Saya jadi tertarik untuk membaca bukunya yang berjudul “The Lost Child of Philomena Lee”. Naskah yang segar dan sangat bagus ini berhasil membuat Philomena menjadi drama-gloomy namun tetap smooth dan bertahan untuk tidak terlalu over gloomy. Ini memang kisah nyata, tapi bagi anda yang memang belum tahu tentang Philomena, lebih baik menghindari mencari informasi dan membaca bukunya agar bisa mendapatkan kepuasan lebih ketika menonton filmnya yang penuh dengan lapisan-lapisan twist.


    Coogan & Jeff Pope berhasil membuat naskah bagus yang fresh, nyentil dan menggelitik. Penceritaannya begitu kuat sekali. Naskahnya yang lucu dapat membuat kita tersenyum bahkan tertawa nyaring. Tetapi pada dasarnya film ini menceritakan tentang Agama, dimana Martin yang Atheis banyak berdebat dengan Philomena yang taat dengan Agama. Untungnya kedua tokoh ini dibangun dengan karakterisitik yang kuat, sehingga perdebatan-perdebatan dan konfliknya pun begitu menarik tanpa harus memihak salah satu karakter.


 Again and again, Dench menunjukkan performa terbaik pada umurnya yang sudah berkepala 8! Dench sangat berhasil memerankan Philomena yang begitu riang, tangguh dan relijius meskipun di sisi lain ia begitu merasakan kehilangan yang menyiksanya selama 5 dekade. Dench begitu meyakinkan! Coogan juga dapat mengimbanginya dengan sangat baik. chemistry mereka berdua benar-benar mengagumkan dan rasanya sulit sekali untuk dilupakan.


     Philomena, sebuah road movie dengan tema gloomy namun dikemas dengan lembut dan segar.  

Senin, 31 Maret 2014

Divergent (2014)


Director : Neil Burger
Written  : Evan Daughtery & Vanessa Taylor
Cast     : Shailene Woodley, Theo James, Ansel Egort, Zoe Kravits, Milest Teller, Ray Stevenson, Kate Winslet


     Again, again and again novel-novel young adult kembali direalisasikan ke dalam film. Mungkin keinginan pasar dunia memang masih di sekitar area itu. Tidak ada salahnya, toh film-film adaptasi ini mampu menampung pundi-pundi uang yang mana tidak menutup kemungkinan untuk dibuat sekuelnya. Ada yang mendapat pujian-pujian hangat, ada juga yang mendapat kritikan pedas. Itu semua tidak menjadi masalah sebenarnya, selama hasil pendapatan tersebut bisa balik modal hoho. 


     mengambil setting masa depan di Chicago saat era Dystopia yang mana masyarakat dibagi menjadi lima fraksi atau golongan yang sesuai dengan karakter pribadinya. Diantaranya ada adil dan selalu mementingkan kepentingan orang lain (Abnegation), jujur (Candor), terpelajar/pintar (Erudith), pecinta kedamaian (Amity)  dan pemberani/kuat (Dauntless). Beatrice (Shailene Woodley) adalah seorang remaja yang tidak termasuk di salah satu fraksi tersebut. Beatrice berbeda, ia memiliki hampir semua sifat di dalam dirinya. Divergent sebutannya. Bagi Jeanine (Kate Winslet) petinggi pemerintahan tersebut, Divergent adalah anomali yang dianggap bahaya. Oleh karena itu Beatrice pun diburu oleh para petinggi-petinggi tersebut untuk dimusnahkan. Di samping itu ada Four (Theo James) salah satu 'senior' di fraksi Dauntless yang menjadi love interest Beatrice.


    Jujur, saya merasa tertarik untuk menonton film ini karena ada Miles Teller & Shailene Woodley di dalamnya. Dan tentunya karena ada Neil Burger (The Ilusionist - Limitless) yang memegang kendali penuh pada film ini. Tentu saja film adaptasi ini tidak dibuat sembarangan. Selain para crew yang berpengalaman, ensemble cast dalam film ini juga menarik. Woodley bisa dibilang cukup berhasil memerankan karakter Beatrice yang di paruh awal hanyalah wanita biasa namun berubah menjadi wanita yang sangat tangguh, yaaaa meskipun tidak setangguh Katniss Everdeen, Woodley cukup baik memerankan karakternya senatural mungkin tanpa harus terlihat dibuat-buat. Theo James berhasil memerankan karakter Four. Sayangnya, hubungan mereka kurang di kembangkan dengan baik. Dan Kate Winslet tampil baik seperti biasanya meskipun tidak seganas yang diharapkan.


   Divergent ini memang mempunyai cerita yang menarik. Di tangan Neil Burger, film ini banyak menampilkan adegan-adegan aksi yang bagus. Di paruh awal, Divergent begitu meyakinkan, tapi setelah memasuki paruh kedua, Burger seperti kehilangan arah saat bumbu romansa diberikan. Pertanyaan pun timbul, apa yang ingin ditonjolkan dari film ini? sisi romansa atau aksinya? atau kedua-duanya? Karena kedua-duanya terasa tidak maksimal. Seperti ada kebimbangan dalam menentukan konsep. Keterbatasan waktu mungkin menjadi kendala bagi Burger, karena hampir semua momen-momen yang dihadirkan dalam film ini terasa tidak klimaks.


     Ya, Divergent memang begitu menghibur dengan segala aksinya yang cukup keren nan menarik meskipun beberapa moment tidak terealisasikan dengan cukup maksimal. Saya hanya berharap trilogi ini akan berkembang di film-film berikutnya mengingat naskah film kedua sudah dikerjakan oleh Akiva Goldsman dan sudah menentukan jadwal rilisnya pada tanggal 20 Maret 2015. We'll see!


 (7/10)

Selasa, 04 Maret 2014

Oldboy (2013)


Director : Spike Lee
Written  : Mark Protosevich
Cast       : Josh Brolin, Elisabeth Olsen, Sharlto Copley, Samuel L. jackson, Michael Imperioli.


     Jika ada film remake, rasanya sulit sekali untuk tidak membandingkan dengan film aslinya. Entah itu ber-genre horror, sci-fi, action ataupun drama. Tidak peduli juga darimana asal film aslinya, apakah film aslinya terkenal atau tidak, film sensasional maupun hanya film yang biasa-biasa saja. Film remake di tahun 2013 kemarin pun mendapat respon yang sangat beragam. Ada yang memuaskan, ada yang mengecewakan, bahkan ada yang hasilnya jauh lebih bagus dari film aslinya. Melihat film-film remake yang ada di tahun 2013 lalu, genre horror-thriller yang menjadi dominan. Ada Crime d'amour, Evil Dead, 301/302, Carrie, We Are What We Are, Maniac dan Oldboy.


   Seorang pria dipenjara dalam sebuah kamar menyerupai motel selama 20 tahun tanpa mengetahui alasan mengapa dirinya diperlakukan seperti itu. Premise yang menarik ini dieksekusikan dengan sangat sangat sangat baik oleh Park Chan-wook. Lalu bagaimana dengan remake-nya yang dipegang oleh sutradara nominasi Oscar, Spike Lee??


     Saya sama sekali tidak mempunyai ekspetasi yang berlebihan terhadap new Oldboy. Gurita? Long-take fighting scene? Twist ending yang ngehe’? Apakah momen-momen memorable itu ada dalam oldboy-nya Spike Lee. Beberapa adegam penting tetap ada dan di shot dengan cara yang berbeda serta development story yang sedikit dirombak. Salah satu cara yang cukup menarik, meskipun tetap tidak terpuaskan. Efek gloomy yang ingin diciptakan saja terasa kurang maksimal. Kurangnya pendalaman karakter juga membuat saya merasa biasa saja melihat penderitaan Joe. Hasrat seksual yang menggebu-nggebu karena tidak melihat wanita selama 20 tahun sama sekali tidak terbangun dengan baik. Padahal hal itu yang sebenarnya salah satu elemen penting dalam film ini.

Oldboy 2013 Stills 540x359 Oldboy (2013) Stills

     Akting Brolin cukup meyakinkan di awal hingga akhir. Sayangnya, bagian ending saat plot twist terbuka, Brolin sama sekail tidak bisa mengalahkan acting Choi Min-sik pada film aslinya. Sayangnya, ending dalam new Oldboy yang harusnya ngehe' malah sama sekali tidak membekas sedikitpun. 

     Bukan film yang buruk sebenarnya, tetapi mengingat original Oldboy yang masih membekas di kepala saya, membuat tanggapan saya terhadap new Oldboy menjadi seperti diatas. Oldboy arahan Spike Lee ini memang berusaha untuk tidak menyamai film aslinya, tetapi ada beberapa hal dimana Lee ingin memasukan adegan penting pada filmnya yang mana terlihat sedikit dipaksakan dan hasilnya menurut saya tidak maksimal. Membanding-bandingkan memang tidak baik, tetapi bagi kalian yang belum pernah menonton Oldboy yang asli, film ini mungkin dapat menawarkan sebuah Drama-Thriller yang cukup oke.

(5.5/10)