RECTOVERSO
(Cinta
Yang Tak Terucap)
Producer : Marcella Zalianty
& Eko Kristianto
Genre : Drama - Romance
Production : Keana
Productions
Release Date : 14 Februari 2013
Running Time : 107 Min
Country : Indonesia
Official Site : @filmRECTOVERSO
Film Indonesia omnibus kedua di tahun ini
setelah 3SUM adalah RECTOVERSO. Di 3SUM kita bisa melihat 3 segmen dengan benang merahnya Love,
Life & Death. Di Rectoverso kita akan melihat 5 segmen yang menceritakan tentang cinta yang digarap 5 sutradara cantik. Dan yang membuatnya unik adalah, 5 segmen tersebut
tidak berkonsep back to back seperti 3SUM. Tapi menggunakan konsep interwave
seperti film Kuldesak & Dilema. Konsep omnibus yang seperti ini bisa
terbilang masih jarang. Film omnibus yang lain kebanyakan menggunakan konsep
back to back. Tapi menurut saya lebih asik menggunakan konsep interwave karna
kita tidak capek dan lebih terasa feelnya ketika semua segmen tersebut
mencapai klimaksnya secara bersamaan. ini lah ke-5 segmen tersebut.
Hanya Isyarat
Director : Happy Salma
Scriptwriter : Key Mangunsong
Casts : Amanda Soekasah – Hamish Daud -
Fauzi Baadilla
5 orang backpackers bertemu melalui sebuah
forum mlis. Mereka tidak kenal satu sama lain. Tetapi Tano, Dali, Bayu dan Raga
(Hamish Daud) sudah sangat akrab sekali. sedangkan Al (Amanda Soekasih) lebih senang
menyendiri dan menggambar. Diam-diam Al jatuh cinta dengan Raga yang selama ini
ia kagumi dari kejauhan tapi hanya sebatas punggungnya saja. Bahkan Al tidak pernah tau apa warna
mata Raga. Hingga di suatu malam, semua berkumpul dan membuat permainan seru
dimana mereka berlima harus menceritakan pengalaman hidup yang menyedihkan.
Yang paling menyedihkanlah yang menang. Ketika Raga yang bercerita, Al merasa
sedih karna ia tau kalau ia tidak akan pernah bisa memiliki Raga yang ia
cintai.
Semua omnibus pasti memiliki segmen
terlemah diantara segmen-segmen yang lain. dan menurut saya, “Hanya Isyarat”
ini lah segmen terlemah dalam Rectoverso. Tapi perlu diingat, segmen terlemah
bukan berarti segmen tersebut jelek atau buruk. Ceritanya sendiri cukup menarik
dan sangat jleb banget
sebenernya,tapi di segmen-segmen yang lain jauh lebih baik. Tapi saya suka
dengan segmen ini karna mengajarkan kita untuk bersyukur dan menerima apa yang
terjadi tanpa harus mengeluarkan air mata. Segmen ini simple tapi punya arti
yang mendalam tentang cinta.
Cicak Di Dinding
Director : Cathy Sharon
Scriptwriter : Ve Handojo
Casts : Yama Carlos - Sophia Latjuba -
Tio Pakusadewo
Taja (Yama Carlos) adalah
seorang pelukis muda dan masih lugu dengan yang namanya cinta. Hingga suatu
malam ia bertemu dengan Saras (Sophia
Latjuba) perempuan yang sangat bersemangat dan berpengalaman dalam urusan
cinta. perbedaan mereka membuat malam itu menjadi malam yang sangat special, khususnya bagi Taja. Beberapa hari
kemudian mereka bertemu lagi tanpa disengaja dan dipertemuan ini lah Taja merasa
jatuh cinta dengan Saras. Hingga suatu hari semua tentang Saras pun terkuak.
Segmen yang satu ini lebih jleb daripada “Hanya Isyarat”. Acting
Yama dan Sophia benar-benar sangat bagus sekali. karisma mereka berdua pun
terlihat begitu asyik. Saya tidak tahu apa yang kurang dalam segmen ini, tapi
yang jelas segmen ini bad but good. Trims.
Curhat Buat Sahabat
Director : Olga Lydia
Scripwriter : Ilya Sigma & Priesnanda Dwi Satria
Casts : Acha Septriasa - Indra Birowo
Amanda (Acha Septriasa) adalah seorang perempuan
masa kini yang sering disakiti oleh kaum Adam. Reggie (Indra Birowo) lelaki
yang membuka usaha fotocopy ini selalu siap setiap saat untuk mendengar Amanda
curhat tentang pacarnya. Dan akhirnya curhatan tersebut membawa perubahan bagi
mereka berdua.
Acha….. ooohhh Acha….. sangat pantas bila
dia mendapatkan piala citra untuk kategori peran wanita terbaik tahun 2012 di
film “Test Pack”. Acting dia sangat natural sekali dalam film ini. Saya pun
melihatnya Acha tidak acting tapi beneran curhat ke penontonnya. Indra Birowo
pun sama. dia juga sangat natural sekali berperan sebagai Reggie yang kalem dan
menjadi pendengar yang baik untuk Amanda. Konsep flashback yang digunakan
membuat film ini menjadi fresh.
Firasat
Director : Rachel Maryam
Scriptwriter : Indra Herlambang
Casts : Asmirandah - Dwi Sasono –
Widyawati
Senja (Asmirandah) seorang wanita lembut
yang mengikuti sebuah club bernama “Club
Firasat” yang diketuai oleh Panca (Dwi Sasono). Club tersebut sering mengadakan
pertemuan dan membicarakan firasat-firasat yang anggota alami akhir-akhir ini
dan lagi-lagi Senja tidak membicarakan firasatnya. Sebenarnya Senja menyimpan rasa cinta
terhadap Panca dan Senja memiliki firasat yang sangat buruk terhadapnya.
Kegalauan dan kerisauan pun melanda Senja karna firasat itu terus menerus
memenuhi pikiran dan hatinya.
Asmirandah yang terkenal karna sinetronnya
ternyata bisa juga bermain dengan baik tanpa lebay. Scene nangis yang
Asmirandah lakukan pun tidak terlihat seperti sinetron. Dan karakter Senja
sangat pas sekali di perankannya. Dwi Sasono juga berhasil memerankan Panca
dengan luar biasa. Terlihat sekali kalau panca itu tipikal lelaki yang pandai
bicara positif, ramah dan tenang. Dan itu semua dapat ditanganinya. Dwi Sasono memang
actor yang saya suka ketika dia mendapatkan peran lelaki sebagai lelaki lembut
namun tetap jantan. Pemandangan-pemandangan dalam segmen ini bagus. Visualnya
indah sekali.
Malaikat Juga Tahu
Director : Marcella Zalianty
Scriptwriter : Ve Handojo
Cast : Lukman Sardi - Prisia Nasution
- Dewi Irawan - Marcell Domits
Abang (Lukman Sardi) adalah lelaki
penderita Autism yang pandai bermain Biola. Ia tinggal bersama ibunya (Dewi
Irawan) yang membuka rumahnya sebagai kost-kostan. Leia (Prisia Nasution) adalah
salah satu anak kost yang tinggal dirumahnya. Hubungan Leia dan Abang sangat
dekat sekali karna Leia sangat mengerti kondisi Abang yang harus diperlakukan
sebagaimana manusia normal. Karna keakraban dan ketulusan Leia untuk berteman
dengannya membuat Abang menjadi jatuh cinta pada Leia. Beberapa hari kemudian
datanglah Han anak dari Ibu yang merupakan adik dari Abang. Kedatangan Han
membawa perubahan terhadap Abang dan Leia.
Ini segmen dengan cerita yang sangat
menyentuh dan paling menyedihkan plus pemain yang tidak perlu diragukan lagi
kualitasnya. Cerita simple yang sangat berkualitas. Acting Lukman Sardi dan
Dewi lrawan membuat saya merinding dan menangis sejadi-jadinya karna mereka.
chemistry mereka berdua sebagai ibu dan anak sangat kuat sekali feelnya. Dan
inilah segmen favorit saya seperti kebanyakan orang lain yang menonton film
ini.
My Rate :
Did You Know ?
- ke-lima sutradara
wanita cantik film ini menjadi cameo di segmen Cicak Di Dinding
Quotes
- kadang-kadang pilihan
yang terbaik adalah menerima.
-
Semua anak sungai pasti akhirnya kembali ke laut juga.
- jika kita minum yang
pahit, kita bisa mengingat yang manis-manis.
Trailer
Poster Lain

Sumber: www.filmindonesia.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar