Senin, 24 Desember 2012

5cm (2012)





5cm
(Di Atas Puncak Tertinggi Jawa, 5 Sahabat, 2 Cinta, Sebuah Mimpi, Mengubah Segalanya)




     5cm. Mungkin sudah tidak asing lagi terdengar bagi penikmat novel Indonesia sejak 8 tahun yang lalu. Novel yang ditulis oleh Dhonny Dirgantoro ini sangat laris dan mempunyai penggemar yang sangat luar biasa. Kesuksesannya yang meningkat membuat sang produser Sunil Soraya tergerak untuk menjadikannya sebuah film. Rizal Mantovani pun dipercaya untuk men-direct 5cm. Awalnya saya kurang yakin ketika nama Rizal yang keluar untuk mendirect film ini. Karna se-tahu saya, ini film pertama Rizal yang diadaptasi dari novel dan berbeda sekali dengan genre-genre film Rizal yang sebelumnya (rata-rata film horror). Tapi mengingat film-film Rizal yang selalu mengutamakan keindahan artistik membuat saya mulai tertarik. Karna cerita dari 5cm ini memang mengutamakan keindahan alam gunung tertinggi di jawa. Tentunya penggemar Novel yang sudah melalui cetakan ke-24 ini tidak ingin filmnya kecewa. Karna semua isi novel (ga semuanya juga sih) akan direalisasikan ke dalam film. Saya pun sangat excited sekali menunggu kehadiran film ini tanggal 12.12.2012.

Sayangnya saya tidak bisa nonton film ini di hari pertama. Di Twitter pun saya melihat antusias masyarakat Indonesia yang sangat besar pada film ini. Terbukti saat seseorang mengupload foto antrian 5cm di salah satu bioskop di Jakarta. Bayangkan saja, pemutaran pertama jam 12 pagi, tapi jam 10 pagi sudah antri sampai depan bioskop! Dan hal ini dapat memecahkan rekor Laskar Pelangi dan Skyfall untuk penonton terbanyak di hari pertama.

Hal ini membuat saya semakin gila dan penasaran! Akhirnya Saya baru sempat menontonnya saat hari kelima tanggal 17.12.2012 di Mega Mall Bengkulu. Saya sempat kaget, ternyata film ini masih mendapat antrian panjang. Bahkan Di hari ke-5, 5cm sudah mendapat 2 rekor baru lagi untuk layar terbanyak dan 5 hari untuk 500.000 penonton. Saya semakin bangga dengan film ini. Dan akhirnya saya menonton film ini!


Diawali dengan Zafran (Herjunot Ali) sebagai Narator yang memperkenal kan sahabat tercintanya, Genta (Fedi Nuril) Arial (Denny Sumargo) Ian (Igor Saykoji) dan Riani (Raline Shah). Mereka bersahabatan sudah 10 tahun dan Tiada weekend yang tidak dilewati tanpa mereka. Hal ini membuat mereka merasa hidupnya flat dan gini-gini aja. Mereka tidak ingin persahabatan ini menimbulkan kebosanan sampai akhirnya Genta mengusulkan untuk tidak bertemu selama 3 bulan. 3 bulan itu digunakan unuk mengejar impian dan pengalaman mereka sampai akhirnya mereka bertemu lagi tepat tanggal 14 Agustus di Stasiun Senen, Jakarta Pusat. Ternyata Genta mengajak sahabatnya plus adiknya Arial, Arinda (Pevita Pearce) untuk mendaki puncak gunung tertinggi di Jawa. Mahameru.

Persahabatan, cinta, komedi dan Nasionalisme mewarnai film ini. Untuk saya, film adaptasi novel ini cukup memuaskan. Namun sayang, film ini terasa hanya untuk penikmat novelnya saja. Karna banyak sekali dialog-dialog yang sedikit tersirat. Bagi pembaca novelnya pasti akan mengangguk dan mengerti. Bagi yang tidak membaca pasti akan merasa bingung. Meskipun bingung, film ini masih bisa dinikmati masyarakat Indonesia yang tidak membaca novelnya.

Salah satu hal yang menjadi nilai lebih di film ini adalah Keindahan alam yang ada di Mahameru. benar-benar membuat saya merinding. Tidak pernah menyangka ada tempat seindah dan sekeren itu di Indonesia. Sinematografinya pun sangat lihai sekali untuk membuat kita tertegun memandang keindahan puncak tertinggi di pulau Jawa.


Saya merasa gregetan ketika adegan Genta dan kawan-kawan naik Jeep dan mulai masuk tempat awal jalur pendakian. Pemilihan musik elektro memang agak aneh dengan latar bukit-bukit tinggi.Tapi menurut saya itu akan menjadi keren asalkan pengambilan gambar dan editingnya juga mendukung. Mungkin maksud dari pemilihan lagu itu adalah lagu yang bersifat anak muda yang modern, tapi disini pengambilannya biasa saja, terlihat diam, Malah terkesan aneh jadinya. Di sisi lain, group band Nidji membawa film ini menjadi segar karna lagunya yang berjiwa muda. Saya akui lagunya cukup keren dan hanya bisa di download di ITunes Indonesia.

Untuk pemilihan cast, saya akui lumayan bagus meskipun kurang greget. Raline Shah dan Igor Saykoji yang awalnya saya kira akan biasa saja malah aktingnya sangat luar biasa sekali. Malah Fedi Nuril yang saya percaya aktingnya keren malah biasa-biasa saja. Junot pun sebenernya bagus aktingnya, tapi kurang 'Zafran' yang puitis. Cara Zafran berpuisi hanya seolah-olah untuk becanda saja tidak dari hati. Tapi saya akui kekonyolan Junot sebagai Zafran yang menyukai Arinda benar-benar diluar ekspetasi kita yang membaca novelnya. Cukup memuaskan. Denny Sumargo tidak perlu ditanyakan lagi. Denny bermain sangat apik di film ini. Akting menjadi seorang pria gagah yang tunduk dihadapan wanita dapat ditangani seorang Denny Sumargo. Begitu juga dengan Pevita Pearce. Akting menjadi anak yang polos dan adik dari arial terlihat cukup mudah untuk dilakukan.


Secara keseluruhan, banyak adegan dan dialog yang sama persis seperti di Novel. Ada juga yang ditambahkan ataupun diubah di film. Nanti akan saya bahas di blog saya selanjutnya tentang perbedaan Novel dan Filmnya.

Check Trailernya di sini :

 


Sutradara : Rizal Mantovani
Produser  : Sunil Soraya
cast          :  Fedi Nuril as Genta
                   Herjunot Ali as Zafran/juple
                   Raline Shah as Riani
                   Igor Saykoji as Ian
                   Denny Sumargo as Arial