Jumat, 12 April 2013

Bangun Lagi Dong Lupus (2013)


BANGUN LAGI DONG LUPUS

Producer      : Eko Patrio
Director         : Benni Setiawan
Writers           : Hilman Hariwijaya & Benni Setiawan
Casts             :
1. Miqdad Addausy
2. Acha Septriasa
3. Kevin Julio
4. Jeremy Christian
5. Alfie Alfandy
6. Fabila Mahadira
7. Dddy Mizwar
8. Didi Petet

D.O.P             : Gunung Nusa Pelita
Editor             : Endja N Prabowo

Genre                         : Comedy - Drama - Romance
Production               : Komando Pictures
Release Date           : 4 April 2013
Running Time         : 106 Min
Country                     : Indonesia

     Siapa yang tidak kenal dengan karakter Lupus yang sempat eksis dan menjadi trendsetter di kalangan remaja pada tahun 90-an. Saya yang lahir tahun 94 dan tau Lupus saat masih kecil pun bisa merasakan betapa eksisnya si Lupus ini pada masanya. Terlebih kakak saya yang saat itu masih SMA sangat menyukainya dan mengoleksi beberapa novelnya yang sangat terkenal karya mas Hilman Hariwijaya ini.


     Lupus (Miqdad Addausy) adalah seorang siswa SMA yang hobi makan permen karet baru saja masuk di sekolah barunya. Di perjalanan menuju sekolah, dia bertemu dengan Poppie (Acha Septriasa) yang ternyata ingin menuju sekolah yang sama, SMA Merah Putih. Karna sifat Lupus yang supel dan humoris, mereka berdua pun langsung akrab. Setelah sampai di sekolah, Lupus di hadang oleh Daniel (Kevin Julio) dan geng-nya karna telah berani dekat dengan pacarnya Poppie. Poppie sendiri sebenarnya sudah jenuh dengan sifat Daniel yang susah untuk dipercaya hingga akhirnya Poppie memutuskan Daniel karna ia merasa nyaman bila berada dekat dengan Lupus. Disisi lain, Lupus mempunyai teman-teman baru yang sudah mulai akrab, mereka adalah Boim (Alfie Alfandy) pria yang tidak bisa serius, kocak dan asal-asalan, Gusur (Jeremy Christian) pria gendut yang cinta sastra sehingga ngomonya selalu puitis, dan Anto (Fabila Mahadira) pria introvert yang tidak terlalu menonjol diantara mereka serta di filmnya. Mereka bertiga bersedia mengikuti kompetisi Go Green yang diadakan pemerintah dengan tujuan kalau juara, hasil yang mereka dapat, mereka gunakan untuk membantu keluarga Boim yang terlilit hutang. Namun tidak ada penyelesaian yang berarti di akhir film tentang keluarganya yang terlilit hutang.
     Mau tidak mau Lupus diseret Sang Sutradara untuk masuk ke dunia modern tetapi tidak meninggalkan ciri khas Lupus. Ada beberapa yang ditinggalkan. seperti jambul Lupus yang kurang tinggi. Tapi tidak dengan permen karetnya. Film ini terlihat sekali usahanya untuk menjadikan film remake drama-romantic-comedy tahun 90-an menjadi film yang asik, seru dan jadi trendsetter lagi di tahun 2000-an. Dari adegan pertama saya sudah mulai menebak film ini mempunyai script yang lemah tapi saya tetap bertahan untuk menontonnya. Mungkin kalau semua urusan script ada di tanngan mas Hilman sang pencipta lupus tanpa embel-embel dari mas Benny akan membuat film ini menjadi Lupus asli yang ada di era modern, bukan Lupus jaman duhulu yang dipaksakan ada di era modern.


     Saya akui, saya berhasil tertawa karna joke-joke yang lucu dan fresh. Tapi semua berputar 180 derajat ketika adegan mas Eko Patrio yang menjadi guru olahraga yang mendominasikan Poco-Poco dibanding olahraga yang lain. Sangat terlihat dengan jelas bahwa adegan tersebut hanya ingin mengundang tawa, tapi nyatanya adegan tersebut sangatlah membosankan dan tidak lucu sama sekali. Padahal mas Eko Patrio adalah produsernya, harusnya mendapatkan adegan yang cukup baik dan sedikit beda. Tapi karna pilihannya sebagai guru olahraga yang terobsesi dengan poco-poco, maka performa mas Eko menjadi fatal untuk film ini.
     Satu-satunya yang bisa dibilang berhasil menyelamatkan film ini adalah Acha Septriasa. Meskipun dibeberapa adegan dia terlihat sedikit tua tapi performanya sebagai anak SMA sangat luar biasa. Acting om Deddy Mizwar sebagai kepala sekolah juga cukup bagus. Apalagi acting om Didi Petet sebagai kakek Gusur. Om Didi tampil lucu meskipun less talk dalam film ini.
     Ini film remake yang tidak bisa dibilang berhasil tapi cukup terasa fresh dan fun. Terkecuali adegan poco-poco. Tidur lagi deh Lupus.
   
My Rate         : (6.5/10)





Sumber: www.FIlmIndonesia.or.id

1 komentar: