Sabtu, 16 Februari 2013

3 SUM (2013)



3 SUM

Producer      : Sendi Sugiharto
Director         : Witra Asliga. Andri Cung & William Chandra
Writers           : Witra Asliga, Andri Cung & William CHandra
Casts             :
1. Winky Wiryawan
2. Gesata Stella
3. Aline Adita
4. Natalius Chendana
5. Hannah Al Rashid
6. Dimas Argoebi
7. Joko Anwar

D.O.P             : Rico Manuel & Abdul Habir
Editor             : Mochamad Rizky Pratama & Bayu C Pramudya

Genre                         : Action - Drama - Horror - Romance
Produksi                   : PT. Graha Visual Nusantara
Release Date           : 31 Januari 2013
Running Time         : 147 Min
Country                     : Indonesia
Official Site               : @3sum_film


     Ini film Omnibus pertama yang saya tonton di tahun 2013. Film omnibus ini terbilang unik karna memiliki 3 segmen cerita dengan genre yang berbeda-beda. Namanya juga Omnibus pasti ada benang merahnya. Seperti Hi5teria benang merahnya adalah horror dan Sanubari Jakarta benang merahnya adalah LGBT. Nah, di 3SUM ini yang menjadi benang merah adalah Cinta, Kehidupan dan Kematian. Sesuai dengan taglinenya “3 Stories About Love, Live & Death”. Dan yang membuat saya semakin  tertarik adalah, film ini di besut oleh 3 sutradara muda yang sangat berbakat! Sebut saja Witra Asliga, seorang blogger yang selalu saya tunggu-tunggu review film darinya karna pemilihan bahasa yang simple dan tidak berbelit dan sangat jujur. Lalu ada Andri Cung yang sudah terkenal dengan film pendeknya Payung Merah dan Buang. Begitu juga dengan William Chandra yang sudah eksis karna film pendeknya. Berhubung film ini ada 3 segmen, jadi saya akan membahasnya satu per satu.



Insomnights
     Segmen ini di sutradarai oleh WItra Asliga & Andri Cung. Menceritakan tentang seorang pria bernama Morty (Winky Wiryawan) yang batal menikah dengan wanita yang dicintainya, Nina (Gesata Stella). Hal ini membuat Morty stress dan mendapatkan tekanan dalam dirinya sehingga dia menderita Insomnia dan sering mendengar suara-suara aneh dalam kamarnya.
     Dari segi cerita, jujur saya menyukainya. Tapi sayang pengemasannya terasa kurang baik. Editingnya pun terlihat kasar ketika scene flashback. Dan sebenarnya cukup mengganggu. Di awal film juga terasa sangat lama, padahal scene itu Morty hanya duduk-duduk saja. Padahal kita semua tau bahwa filmnya terbatas oleh waktu karna Omnibus. Tapi hal tersebut menurut saya hanya terasa wasting time saja. Menurut saya lebih baik bila diisi dengan scene-scene yang berisi riwayat hidup Morty atau hal-hal lain, karena banyak sekali adegan yang menurut saya hanya terkesan ingin memenuhi running time saja. Twistnya cukup menarik tapi tidak terasa apa-apa karna dari awal sudah biasa-biasa saja, colour grading yang digunakan juga kurang bagus. sangat disayangkan.
     Tapi untungnya hal tersebut diselamatkan oleh Winky Wiryawan yang cukup baik berperan sebagai Morty. Saya juga sempat merasakan ketakutan dalam film ini karna aktingnya. Begitu juga karna sinematografinya yang terbilang unik. Dapat membangkitkan bulu kuduk saya juga. Tapi saya sangat menghargai Witra atas usahanya membuat film ini.
    


Rawa Kucing
     Setelah kita merasakan jantung yang berdebar dan bulu kuduk yang merinding, kita akan disajikan dengan Drama-Romance pada tahun 80’an. Kali ini disutradari oleh Andri Cung. Segmen ini menceritakan tentang perempuan cina bernama Ayin (Aline Adita) yang tinggal di Tangerang.  Berfoya-foya dan menyewa lelaki sudah menjadi bagian hidup Ayin. Pada malam ulang tahunnya, ia menginginkan malam yang istimewa bersama lelaki yang beda dan special. Germo langganan Ayin pun siap memberikan Welly (Natalius Chendana) untuk “bermain” dengan Ayin di malam Spesialnya. Sayangnya malam special Ayin tidak semulus yang diharapkan, kakak Ayin yang bernama Afung datang dan menyuruh Ayin untuk pulang karna sang Ayah sedang sakit dan mengharapkan Ayin untuk pulang. Tapi Ayin menolaknya dan mengatakan kalau ia memutuskan tali persaudaraan dirinya dengan keluarganya. Ayin pun merasa kesal dan stress karna telah dimaki-maki alias dinasihati Afung di depan teman-temannya. Tetapi kesedihannya pun lenyap ketika Welly datang. Mereka pun Make Love semalaman. Ketika bangun dari tidur, Ayin merasakan keanehan yang terjadi di Welly dan ternyata Welly seorang tuna rungu dan tuna wicara. Dari situlah kehidupan Ayin berubah total.
     Natalius dan Aline sangat luar biasa sekali dalam film ini. Sukses membuat saya merinding dan terharu melihat aktingnya. Nilai plus dari segi departemen pemainnya pun bertambah ketika Afung datang dan membentak-bentak Ayin karna menjadi anak yang durhaka. Saya lupa nama wanita yang memerankan Afung, tapi yang jelas aktingnya sangat luar biasa! Setting, lattar dan artistiknya pun sangatlah vintage dan terasa pas sekali. namun sayang ending segmen ini hilang semua kesan vintage tersebut. Tapi overall segmen ini sangatlah menyentuh.



Impromptu
     ACTION! Yap. Disini kalian akan menemukan Darah, Fighting & Gun! Segmen ini disutradarai William Chandra. Mengisahkan tentang 2 orang pembunuh bayaran Hannah Al Rashid dan Dimas Argoebie (yang kalau tidak salah tidak diberi tahu namanya sepanjang segmen – betulkan saya kalau salah) ditugaskan untuk membunuh seorang ketua penumpas Korupsi yang bekerja dengan sangat jujur dan baik yang diperankan oleh Joko Anwar. Diperjalanan mereka bertemu dengan polisi gadungan yang melakukan razia-razia’an. Disinilah fighting dimulai.
     Secara keseluruhan film ini sangat asik. Hannah dan Dimas keren banget. Fightingnya asik. Balutan music elektro juga semakin membuat kita menjadi semangat menontonnya. Tapi sayangnya disini banyak hal-hal yang belum jelas karna terpatok waktu yang singkat. Kita tidak tahu pembunuh bayaran tersebut ditugaskan oleh siapa. Asal usul pembunuh bayaran tersebut darimana. Dan 1 hal saja yang patut diucapkan untuk film ini. “BUAT FILM PANJANGNYA!”

My Rate         : (7.5/10)

Did You Know
- Adegan di segmen Insomnights ketika Morty dan Nina bertemu di taksi mengingatkan saya dengan adegan di film The Back-Up Plan

Trailer

Sumber: www.FilmIndonesia.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar